Rabu, 16 Oktober 2013

SAP IMUNISASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

1.      Tema               : Imunisasi

2.      Subtema          : Macam imunisasi dan manfaatnya
3.      Hari/Tanggal   : Sabtu, 1 Maret 2008
4.      Waktu             : 19.00 WIB
5.      Tempat            : Pengajian rutin RT
6.      Sasaran            : Ibu – ibu yang memiliki balita
7.      Tujuan
a.       Tujuan umum
Setelah mendapat penyuluhan ibu diharapkan mengerti macam- macam imunisasi dan manfaatnya
b.      Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan ibu diharapkan dapat :
1.      Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.
2.      Menjelaskan tujuan imunisasi.
3.      Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
4.      Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
5.      Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
6.      Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7.      Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8.      Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9.      Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
8.      Rincian kegiatan

No.
Rincian Kegiatan
Waktu
Bentuk Kegiatan
Media
1
2
3
Pembukaan
Penyampaian materi
Penutup
5 menit
20 menit
5 menit
Ceramah
Ceramah dan Tanya jawab
Ucapan terima kasih
-
Lembar balik,leaflet
-


9.      Analisa materi
Imunisasi sangat penting dalam menjaga kekebalan tubuh bayi dan balita sehingga dengan pemberian imunisasi tersebut mereka terhindar dari beberapa penyakit yang membahayakan. Untuk itu diharapkan dengan pemberian imunisasi pada bayi dan balita dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian.  Namun masih ada beberapa ibu yang kurang memahami arti pentingnya imunisasi bagi anak mereka.
10. Materi
IMUNISASI
I.             Pengertian
                     Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu
II.          Tujuan imunisasi
Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi atau anak terhindar dari penyakit tertentu dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian
III.       Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1.      TBC
Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada masyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat. Ditandai dengan :
-          batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah
-          nafsu makan menurun, berat badan menurun
-          berkeringat malam tanpa aktifitas
·         test mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC
2.      Difteri
Difteri merupakan penyakit menular, terutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :
-          leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu di kerongkongandan hidung sehingga menyumbat jalan nafas
-          anak gelisah karena sesak nafas yang makin berat
-          anak tekak dan amandel membengkak dan merah
3.      Batuk Rejan atau Batuk Seratus hari
-          diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari. Kemudian diikuti batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 – 30 kali disertai tarikan nafas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair
-          batuk – batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat menyebabkan radang paru – paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.
4.      tetanus
penyakit tetanus menyerang semua umur,yang menyebabkan masalah yang cukup besar di Indonesia karena banyak bayi yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai dengan :
-          kejang atau kaku / seluruh tubuh
-          mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung
-          kejang dirasakan sangat sakit
-          pada bayi yang baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan.
5.      poliomyelitis
polimielitis sangat cepat menular didaerah perumahan padat dan lingkungan kumuh. Ditandai dengan :
-          anak rewel, panas dan batuk, 2 hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan kaki terasa kaku.
-          Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan kematian
6.      campak
penyakit ini sangat menular dan menyerang hamper semua bayi. Tanda – tanda campak :
-          badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair
-          mulut dan bibir kering serta merah
-          beberapa hari kemudian keluar bercak – bercak dikulit dimulai di belakang telinga, leher, muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah menyebabkan radng paru – paru serta radang otak yang dapat menyebabkan kematian.


7.      hepatitis B
penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.
Tanda – tanda :
-          mual, muntah serta nafsu makan menurun
-          nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas
IV.       Jenis – jenis imunisasi
1.      BCG             : memberi kekebalan pada penyakit TBC
2.      DPT              : memberi kekebalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus
3.      polio             : memberi kekebalan pada penyakit poliomyelitis
4.      campak         : memberi kekebalan pada penyakit campak
5.      HB   : memberi kekebalan pada penyakit Hepatitis B
6.      TT     : memberi kekebalan pada penyakit tetanus
7.      DT    : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus
V.          Sasaran imunisasi
1.      bayi 0 – 9 bulan untuk imunisai BCG,polio, DPT, HB dan campak
2.      anak SD kelas 1 untuk imunisasi DT
3.      calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT


VI.        Jadwal pemberian imunisasi
Jenis imunisasi
Waktu pemberian
Keterangan
  1. BCG, POLIO 1, DPT 1
  2. HB 1, polio II, DPT II
  3. HB II, POLIO III, DPT III
  4. campak
  5. DT
  6. TT
Umur 2 bulan
Umur 3 bulan
Umur 4 bulan
SD kelas I
SD kelas VI
Untuk catin
Untuk bumil
Khusus wanita
2 x bila saat catin hanya 1 x

VII.    Cara pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan kedalam mulut.
1.      BCG : dengan suntikan kedalam kulit pada lengan atas sebelah dalam
2.      DPT : suntikan kedalam otot dipangkal paha
3.      campak : suntikan kedalam kulit dilengan kiri atas
4.      HB : suntikan pada lengan
5.      DT / TT : suntikan kedalam otot pada lengan, paha ataupun punggung


VIII. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan
Keadaan – keadaan dimana imunisasi tidak dianjurkan :
1.      BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas tinggi
2.      DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang
3.      polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah
4.      campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi
IX.       Keadaan – keadaan yang timbul setelah imunisasi
Keadaan – keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing – masing imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini :
1.      BCG, 2 minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut
2.      DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 – 2 hari. Ditempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri 
3.      campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah penyuntikan
X.          Tempat pelayanan imunisasi
Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada : 
1.      posyandu
2.      puskesmas
3.      bidan atau dokter praktek
4.      rumah bersalin
5.      rumah sakit
XI.       Perawatan yang di berikan setelah imunisasi
1.      BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak diketiak anjurkan ke Puskesmas
2.      DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan kompres dingin
3.      campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu 

Selasa, 08 Oktober 2013

Terapi BErmain Mewarnai

SAP TERAPI BERMAIN


PROPOSAL
TERAPI BERMAIN
Pada Anak Di Ruang Melati Kelas 1 RSU

1.             Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolaktindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan (distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan




2.             Tujuan
2.1         Tujuan Umum
            Setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat menstimulasi perkembanagan anak.
2.2         Tujuan khusus
Setelah mengikuti permainan selama 40 menit anak akan mampu:
1.      Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
2.      Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawatan
3.      Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
4.      Beradaptasi dengan lingkungan
5.      Mempererat hubungan antara perawat dan anak.

3.             Sasaran
1.      Klien “An. Z” umur 5,5 tahun di Ruang Melati Kelas 1
2.      Kondisi anak memungkinkan untuk mengikuti permainan
3.      Tidak nertentangan dengan program pengobatan yang sedang dijalaninya.

4.             Prinsip Bermain
1.      Tidak banyak mengeluarkan energy secara fisik, singkat, dan sederhana
2.      Mempertimbangkan keamanan dan kemungkinan terjadi infeksi silang
3.      Permainan yang dilakukan tidak bertentangan dengan program perawatan dan pengobatan
4.      Melibatkan orang tua.

5.             Alat dan Permainan yang Digunakan
1.      Buku gambar
2.      Alat gambar dan tulis
3.      Kertas lipat



6.             Waktu dan Tempat
6.1         Waktu
                                    Kegiatan bermain akan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 Agustus 2010.
6.2         Tempat
                        Ruang Melati kelas 1 RSU dr. Soedono Madiun.

7.             Peserta Bermain
1.      Mahasiswa kelompok XII STIKES Pemkab Jombang       : 4 orang
2.      Pembimbing klinik/perawat ruang anak                              : 1 orang
3.      Pasien anak                                                                          : 1 orang

8.             Pengorganisasian
Moderator          : Ani Dyah Khusuma Dewi
Observer            : Anik Puspitasari
Fasilitator           : 1. Wenny Eka P.
                             2. Bayu P.M.

9.             Evaluasi
Evaluasi dilakukan  dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.

10.         Strategi Pelaksanaan
No
Waktu
Tahap
Penyaji
Audien
1.
5 menit
Pembukaan
1.   Memperkenalkan diri pada klien
2.   Menanyakan pada orang tua apakah pernah mengikuti program terapi bermain
Mendengar, memperhatikan, menjawab
2.
30 menit
Kegiatan bermain
1.   Membagikan alat permainan
2.   Menjelaskan cara bermain
3.   Menjawab pertanyaan peserta
4.   Memotivasi peran aktif
5.   Memberi pujian kepada peserta
Menerima alat permainan dan bertanya tentang kejelasan cara bermain
3.
5 menit
Penutup
1.   Menanyakan perasaan anak terhadap permainan yang telah dilakukan
2.   Menanyakan respon orang tua.
1.   Memperhatikan
2.   Bertanya dan mendengarkan jawaban































MATERI TERAPI BERMAIN

1.             Definisi Bermain
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.

2.             Keuntungan Bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
1.             Membuang ekstra energi.
2.             Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3.             Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4.             Anak belajar mengontrol diri.
5.             Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6.             Meningkatnya daya kreativitas.
7.             Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8.             Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9.             Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10.         Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11.         Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.



3.             Macam Bermain
1.    Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a.       Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b.      Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c.       Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d.      Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2.    Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan  mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a.       Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
b.      Tidak ada variasi dari alat permainan.
c.       Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d.      Tidak mempunyai teman bermain.


4.             Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1.       Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2.       Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3.        Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4.       Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.

5.             Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain
1.       Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2.       Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3.       Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4.       Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.
5.       Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.





6.             Bentuk-bentuk Permainan
1.      Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a.       Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
b.      Melatih kerjasama mata dan tangan.
c.       Melatih kerjasama mata dan telinga.
d.      Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e.       Melatih mengenal sumber asal suara.
f.       Melatih kepekaan perabaan.
g.      Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.       Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b.       Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c.       Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d.      Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e.       Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2.      Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a.       Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b.      Memperkenalkan sumber suara.
c.       Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d.      Melatih imajinasinya.
e.       Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a.       Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b.       Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c.       Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3.      Usia 25 – 36  bulan
Tujuannya adalah ;
a.       Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b.       Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c.       Melatih motorik halus dan kasar.
d.      Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna).
e.       Melatih kerjasama mata dan tangan.
f.        Melatih daya imajinansi.
g.       Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.       Alat-alat untuk menggambar.
b.       Lilin yang dapat dibentuk
c.       Pasel (puzzel) sederhana.
d.      Manik-manik ukuran besar.
e.       Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f.        Bola.
4.      Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah  :
a.       Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b.      Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c.       Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d.      Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
e.       Membedakan benda dengan permukaan.
f.       Menumbuhkan sportivitas.
g.      Mengembangkan kepercayaan diri.
h.      Mengembangkan kreativitas.
i.        Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j.        Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k.      Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l.        Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m.    Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.       Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b.      Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.



















DAFTAR PUSTAKA


Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC